Maulid Nabi di Masjid Thoriqul Jannah Tegalsari Meriah, Ditutup Wejangan Wayang Nusantara

Maulid Nabi di Masjid Thoriqul Jannah Tegalsari Meriah, Ditutup Wejangan Wayang Nusantara

Citra hukum
Sabtu, 20 September 2025


Citrahukum.com, Pringsewu – Ratusan jamaah memadati Masjid Thoriqul Jannah Pekon Tegalsari, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 H, Sabtu malam Minggu (20/09/2025). Acara ini mengusung tema “Memahami Islam dengan Tetap Mengerti Adat serta Budaya Nusantara melalui Maulid Nabi Muhammad SAW.”
Suasana khidmat sekaligus meriah tampak sejak awal pembukaan. Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan lantunan sholawat dari Grup Sholawat Muslimat Tegalsari, serta pembacaan kitab Aqidatul Awam oleh para santri TPA yang diasuh Ustad Pras.

Dalam kesempatan itu, Kepala Pekon Tegalsari, Suharto, sekaligus meresmikan gedung baru TPA Thoriqul Jannah.

“Mari kita dengarkan bersama wejangan para penceramah, semoga anak-anak kita semakin cinta ilmu agama. Dengan peresmian TPA ini, kita berharap lahir generasi Qur’ani yang berakhlak mulia,” ungkap Suharto.



Sementara itu, Ketua Panitia Riswanto menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat dan semua pihak hingga acara berjalan lancar.
Ceramah Ustad Jevri Buari: Keteladanan Nabi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Ceramah utama disampaikan oleh Ustad Jevri Buari, S.T dari Sidodadi, Pesawaran. Ia membawakan tausiyah dengan runtut, ringan, dan penuh pesan mendalam.

Pertama, ia mengajak jamaah meneladani sejarah kelahiran Rasulullah SAW yang penuh cahaya dan kasih sayang.

“Kelahiran Nabi adalah titik balik peradaban manusia. Beliau hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya bagi umat Islam,” jelasnya.



Kedua, Ustad Jevri menekankan empat sifat utama Nabi: shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

“Kalau sifat-sifat ini kita terapkan, insyaAllah hidup kita akan berkah. Jujur dalam berdagang, amanah dalam jabatan, menyampaikan kebenaran tanpa takut, serta cerdas menghadapi persoalan,” tegasnya.



Ketiga, ia menyoroti pentingnya akhlak mulia. Nabi Muhammad SAW dikenal santun, pemaaf, dan rendah hati.

“Akhlak itulah yang membuat dakwah Nabi diterima luas. Mari kita biasakan senyum, menghormati orang tua, menyayangi anak-anak, dan membantu sesama. Itulah wajah Islam sebenarnya,” tutup Ustad Jevri.



Nuansa Wayang: Islam dan Budaya Nusantara

Yang menarik, acara ditutup dengan pagelaran wayang bernuansa islami. Tokoh punakawan seperti Semar, Petruk, Gareng, dan Togog menghadirkan wejangan moral dengan bahasa sederhana namun menyentuh.

Makna gunungan wayang juga dipaparkan: terdapat gambar burung merak, ular, monyet, sapi, macan, dan kuburan. Pesan yang disampaikan, manusia kerap membawa sifat-sifat hewan tersebut seperti sombong, licik, atau rakus. Namun pada akhirnya, semua harta, pangkat, dan jabatan akan sirna. Karena itu jangan sampai bersikap adigang, adigung, adiguno (merasa paling kuat, paling besar, paling pintar).

“Hidup ini hanya sementara. Yang abadi adalah amal dan akhlak. Jangan sampai kita terlena oleh dunia hingga lupa tujuan hidup,” pesan sang dalang.



Acara berlangsung penuh haru sekaligus semarak. Masyarakat berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut sebagai wujud cinta Nabi dan penguatan budaya Nusantara.

#MaulidNabi #PringsewuBersholawat #IslamDanBudaya #WayangNusantara #GadingrejoBerkah #CintaRasul