Citrahukum.com
Pringsewu – 18 Agustus 2025
Hari ini kita berkumpul untuk menyaksikan sebuah perjalanan simbolik sebuah karnaval yang bukan sekadar perayaan kemerdekaan, tetapi juga pengingat.
Dulu bangsa kita dijajah oleh bangsa asing, dirampas hasil bumi, diperas tenaga rakyat, dan dibelenggu kebebasan. Namun hari ini, penjajahan hadir dalam wujud yang berbeda. Ia tidak lagi datang dengan senjata, kapal, dan bendera asing, melainkan menjelma lewat kerakusan yang tumbuh dari dalam negeri sendiri korupsi.
Koruptor adalah wajah penjajah baru. Mereka menggerogoti negeri layaknya tikus yang melahap lumbung padi. Mereka menghisap keringat rakyat, merampas hak anak bangsa, dan membiarkan jurang ketidakadilan semakin lebar.
Karena itulah, karnaval ini menghadirkan patung kepala tikus sebagai simbol utama. Tikus, hewan yang identik dengan kerakusan, kegelapan, dan pengkhianatan, menjadi cermin wajah koruptor yang bersembunyi di balik jabatan, tetapi perlahan mengikis harapan.
Semoga lewat simbol ini, kita semua diingatkan: penjajahan tak selalu datang dari luar. Ia bisa lahir dari hati yang dikuasai tamak dan serakah. Maka mari bersama-sama, melalui seni, melalui suara rakyat, kita lawan bentuk penjajahan baru ini agar Indonesia benar benar merdeka.
Karnaval HUT RI ke-80 di Pekon Tegalsari, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, mendadak viral setelah peserta dari RT 03 mencuri perhatian publik. Pasalnya, mereka membawa tema satire “Penjajahan Dalam Negeri” dengan menghadirkan patung kepala tikus raksasa sebagai sindiran keras terhadap korupsi.
Aksi ini bukan sekadar hiburan, melainkan kritik sosial yang mewakili isi hati banyak netizen. Patung tikus dianggap simbol nyata kerakusan yang kerap menggerogoti uang rakyat tanpa rasa malu.
“Dulu penjajah datang bawa kapal, sekarang penjajah datang bawa proposal. Bedanya kalau dulu dijajah asing, sekarang dijajah orang sendiri,” ujar Dafan, salah satu pemuda RT 03 yang menjadi penggerak ide tersebut.
Sorak tepuk tangan pecah di sepanjang jalur karnaval, sementara kamera warga dan media sibuk mengabadikan momen langka ini. Tak butuh waktu lama, potret patung kepala tikus langsung beredar luas di media sosial, mengundang komentar pedas, tawa getir, hingga apresiasi atas keberanian generasi muda Tegalsari.
RT 03 pun dianggap berhasil menghadirkan karnaval yang bukan hanya meriah, tapi juga jujur menyuarakan keresahan rakyat. Netizen ramai menyebut aksi ini sebagai “karnaval paling relevan dengan kondisi negeri.”
#RT03AntiKorupsi #PatungTikus #SatireKemerdekaan #KarnavalViral #HUTRI80
#viral