Pers Adalah Bagian dari Dirimu

Pers Adalah Bagian dari Dirimu

Citra hukum
Jumat, 02 Mei 2025


Oleh: Surohman, S.H – Pimpinan Redaksi Umum Media Group Citrahukum.com

citrahukum.com - Setiap tanggal 3 Mei, dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional. Di banyak negara, ini adalah perayaan simbolik tentang kemerdekaan menyampaikan informasi. Namun bagi saya pribadi, seorang yang telah menapaki dunia jurnalistik dan media selama bertahun-tahun, ini adalah hari kontemplasi. Sebuah perenungan tentang makna sejati dari pers, tentang bagaimana ia tumbuh, terluka, bangkit, dan terus berjuang demi kepentingan masyarakat luas.

Pers bukan hanya milik wartawan, redaksi, atau media-media besar. Pers adalah milik semua orang. Pers adalah bagian dari dirimu.

Kita sering kali lupa bahwa berita yang kita baca hari ini, kebijakan yang terasa lebih manusiawi, atau ketimpangan yang berhasil dibongkar ke publik semuanya tidak muncul begitu saja. Ada kerja panjang, kadang sunyi, dan penuh tekanan, yang dilakukan oleh insan pers. Masyarakat kadang tak menyadari, bahwa dalam keseharian mereka yang tampak ‘tenang’ itu, ada peran media yang mengawal dari balik layar.

Menjaga, Bukan Sekadar Mengabarkan

Tulisan yang kami hasilkan bukan sulap. Ia tidak serta-merta mengubah keadaan. Tapi secara konsisten dan masif, pers menjaga kepentingan publik tetap hidup. Kami menyuarakan apa yang tak tersuarakan, kami merekam apa yang hendak disembunyikan, kami berdiri di tengah ketika kekuasaan mencoba mendominasi ruang publik. Itulah fungsi sejati pers bukan semata sebagai penyampai kabar, tapi sebagai penjaga nurani sosial.

Pers adalah pilar keempat dalam sistem demokrasi. Ia bukan figuran. Ia adalah penjaga keseimbangan. Maka ketika pers dilemahkan, dikendalikan, atau dipinggirkan, sebenarnya yang terancam bukan hanya kebebasan informasi tapi hak-hak masyarakat itu sendiri. Jika suatu hari kamu melihat keadilan berjalan lebih jujur, jika kamu merasa lebih terlindungi oleh kebijakan, maka sadarlah: mungkin ada peran pers di sana.

Pemuda dan Media: Bukan Sekadar Nyinyir

Di tengah berkembangnya media sosial, tak sedikit anak muda yang lebih memilih jadi penonton dan komentator. Nyinyir menjadi gaya, sarkas menjadi tren. Padahal, pemuda punya potensi luar biasa untuk menjadi penggerak perubahan. Media adalah senjata, dan pemuda harus jadi pengendali senjatanya bukan sekadar penikmat drama.

Pemuda jangan hanya kritis di warung kopi. Jangan hanya berani mengutuk di kolom komentar. Suarakan kebenaran melalui saluran yang lebih terstruktur melalui media, tulisan, forum-forum yang membangun. Kalau kamu tidak setuju dengan keadaan, maka tulislah. Laporkan. Bongkar. Pers adalah ruangmu. Gunakan dengan bijak.

Saya ingin mengajak kita semua, terutama generasi muda, untuk menyadari bahwa pers bukan sesuatu yang jauh dan elitis. Ia adalah ruang perjuangan yang terbuka. Kamu bisa masuk, kamu bisa berkontribusi, kamu bisa jadi bagian dari perubahan yang kamu harapkan.

Kesadaran Kolektif: Pers Adalah Kita

Di hari kebebasan pers ini, mari kita buka mata lebih lebar. Jangan lagi melihat pers sebagai ‘orang lain’. Jangan anggap pers itu urusan media. Karena sejatinya, kami berdiri di sini untuk kamu. Kami menyuarakan hak-hak kamu. Kami menjaga agar ruang publik tetap sehat dan adil bagi kamu.

Dan ingat, jika hari ini kamu tidak sedang ditindas oleh kebijakan semena-mena, mungkin itu karena ada peran pers di sana berteriak saat kamu diam, berdiri saat kamu tidak bisa, menulis saat kamu tak punya ruang.

Mari kita jaga bersama. Bukan hanya kami yang menjaga masyarakat, tapi masyarakat juga harus ikut menjaga pers. Karena ketika pers bebas, masyarakat terlindungi. Dan ketika pers dibungkam, kebenaran ikut terkubur.

Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia.
Untuk kita semua karena pers adalah bagian dari dirimu.