Oleh: Nazir Ansori.
Citrahukum.Com|
Kabupaten Pringsewu, sebuah daerah yang kaya akan potensi dan sejarah, kini tengah berdiri di persimpangan jalan. Di satu sisi, ada semangat pembangunan yang mulai tumbuh; di sisi lain, masih banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas. Sebagai putra daerah sekaligus pemerhati sosial, saya merasa terpanggil untuk menyampaikan pandangan ini bukan sebagai bentuk kritik kosong, melainkan sebagai dorongan agar kita semua tidak lupa: Pringsewu milik kita bersama, kalau bukan kita, siapa lagi?
Kita tidak bisa menutup mata bahwa masih ada sejumlah persoalan yang menghantui keseharian masyarakat Pringsewu. Infrastruktur yang belum merata, layanan publik yang kadang lamban, serta keterbukaan informasi yang masih perlu ditingkatkan adalah beberapa catatan penting. Aspirasi masyarakat yang seharusnya menjadi kompas pembangunan seringkali tersendat di meja birokrasi yang berbelit.
Pemerintah Kabupaten Pringsewu, dalam hal ini, sudah berupaya melalui berbagai program. Namun, program baik saja tidak cukup bila tidak dibarengi dengan keterbukaan, akuntabilitas, dan partisipasi aktif masyarakat. Pembangunan yang berkelanjutan hanya bisa tercapai bila pemerintah bersedia lebih mendengar, merangkul, dan melibatkan semua lapisan masyarakat dari pekon hingga kecamatan.
media, Citrahukum.com memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi jembatan informasi sekaligus pengawas sosial. Melalui tulisan ini, kami mengajak semua pihak untuk mempererat sinergi. Pemerintah tidak perlu alergi terhadap kritik, karena kritik yang konstruktif adalah bahan bakar kemajuan. Sebaliknya, masyarakat juga harus aktif mengawal dan berkontribusi demi terciptanya Pringsewu yang lebih baik.
Mari kita ingat, Kabupaten Pringsewu bukan milik segelintir orang. Ia milik kita semua. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi yang akan memperjuangkannya?
Penulis Biro media citra hukum. Com
Pringsewu 6 Mei 2025