Oleh: Surohman S.H pelaku UMKM pemula sejak 2014
citrahukum.com| Pringsewu – Siapa yang hari ini masih mampu membuka pintu rezeki untuk sesama di tengah gelombang ekonomi yang tak menentu? Mereka adalah para pelaku UMKM di Pringsewu. Tanpa sorotan kamera, tanpa gelar kehormatan, tapi merekalah pahlawan sejati pencipta lapangan pekerjaan.
UMKM bukan sekadar warung kecil di pinggir jalan atau usaha rumahan yang sederhana. Di balik etalase mungil itu, ada harapan ratusan bahkan ribuan keluarga. Mereka menyediakan pekerjaan bagi tetangga, saudara, dan warga sekitar. Mulai dari penjahit, penjual makanan, pengrajin, hingga petani kopi lokal—semua punya satu misi: bertahan hidup sambil menghidupi.
Mereka bukan pemilik modal besar. Mereka adalah ibu rumah tangga yang menjual gorengan demi membiayai sekolah anak. Ayah yang memilih berjualan siomay keliling daripada menyerah pada nasib. Anak muda yang membuka jasa sablon demi cita-cita. Mereka bekerja siang malam, menahan letih, menepis malu, dan tetap tersenyum kepada pelanggan yang datang.
Saat pandemi datang dan pabrik-pabrik tutup, UMKM tetap berdiri. Mereka tak menunggu bantuan, tapi saling bantu. Ketika badai PHK melanda, UMKM membuka pintu. Saat ekonomi stagnan, mereka justru tumbuh dari bawah, memperkuat fondasi ekonomi lokal.
Di sudut-sudut pasar tradisional, di gang sempit yang menjadi saksi peluh dan doa, di rumah-rumah yang berubah jadi dapur produksi, dan di pinggiran jalan yang jadi ladang penghidupan. Pringsewu adalah panggung kecil yang penuh cerita besar.
Mengapa mereka layak diapresiasi?
Karena mereka tidak hanya menghidupi diri sendiri. Mereka menyelamatkan martabat orang lain. Mereka adalah benteng terakhir dari ekonomi rakyat. Mereka berjuang, bukan untuk menjadi kaya raya, tapi agar tidak ada yang kelaparan di sekitar mereka.
Apresiasi mereka tidak harus dengan medali atau piagam. Belilah produk mereka. Ceritakan kisah mereka. Dukung dengan kebijakan yang berpihak. Jadikan mereka prioritas dalam belanja harian kita. Sebab tanpa mereka, ekonomi lokal akan lumpuh perlahan. Tanpa mereka, banyak anak tak bisa sekolah, banyak rumah tangga kehilangan cahaya.
Hari ini, izinkan kami menyampaikan satu kata:
Terima kasih, para pelaku UMKM Pringsewu.
Terima kasih telah menjadi cahaya di tengah gelap, jangkar di tengah badai, dan napas ekonomi rakyat yang terus hidup meski nyaris kehabisan oksigen.